Rabu, 14 Januari 2015

Perilaku Konsumen

Nama Penulis: Mumuh Mulyana dan Rini Syarif
Judul Penelitian: ANALISIS SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN PRODUK STUDI KASUS PRODUK SUSU KENTAL MANIS COKLAT INDOMILK PADA KONSUMEN JAKARTA
Sumber Jurnal: http://jurnal.stiekesatuan.ac.id/index.php/jik/article/viewFile/295/314

METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian.
Ruang lingkup penelitian yang dilakukan oleh penulis terdiri dari 2(dua) bagian, yaitu :
1. Riset lapangan.
Dalam penelitian lapangan ini penulis melakukan penelitian langsung keperusahaan guna mendapatkan data dan informasi yang dapat digunakan dalam penyusunan skripsi yang pelaksanaanya dengan menggunakan
cara
a. Interview.
Yaitu mengadakan wawancara dengan memberikan berbagai pertanyaan kepada pimpinan, staff maupun karyawan serta semua pihak yang terlibat dalam proses penetapan harga.
b. Observasi.
Yaitu dengan menganalisa data yang telah ada yaitu data penjualan dari tahun 1999
sampai tahun 2002 dan mencari hubungan antara variable-variabel tersebut.
2. Riset kepustakaan.
Yaitu dengan cara dipelajari dan melihat buku-buku yang terdapat di perpustakaan
untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan materi penulisan. Datadata
yang diperoleh dari riset kepustakaan tersebut merupakan data sekunder yang
sangat mendukung data primer untuk mendapatkan landasan teori yang kuat dalam
menyusun analisa dan pembahasan.
B. Sumber Data.
Sumber data yang diperoleh, yaitu :
1. Data primer.
Untuk mendapatkan data primer ini penulis melakukan kegiatan-kegiatan seperti observasi dan wawancara langsung.
2. Data sekunder.
Yaitu data yang diperoleh dengan cara mempelajari atau membaca literaturliteratur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
C. Teknik Penganalisaan Data
Teknik penganalisaan menggunakan analisis sikap Fishbein. Berikut ini model multiatribut
dari fishbein.

Kesimpulan
1. Konsumen memiliki keyakinan bahwa susu kental manis coklat Indomilk memiliki
sejumlah atribut yang mendorong konsumen untuk membeli susu kental manis coklat
Indomilk. Berdasarkan hasil perhitungan keyakinan responden tentang atribut yang
dimiliki oleh produk susu tersebut, maka disimpulkan bahwa atribut yang diyakini
konsumen ada pada produk susu kental manis coklat Indomilk secara berurutan
adalah sebagai berikut : (1) Rasa sesuai selera, (2) Warna menarik, (3) Manfaat bagi
kesehatan, (4) Lebih lezat, (5) Lebih murah, (6) Tidak ada zat berbahaya dan (7)
Mengandung Nilai Gizi dan (8) ukuran cukup ideal.
2.Berdasarkan hasil evaluasi konsumen atas masing-masing atribut, dapat didimpulkan
bahwa konsumen yakin bahwa atribut pada produk tersebut dapat diterima (setuju).
Berdasarkan nilai evaluasi atas masingmasing atribut, dapat diurutkan berdasarkan
ranking tertinggi (yang paling disukai) hingga terendah (bukan alasan utama dalam
membeli) yakni sebagai berikut : (1) Lebih murah, (2) Rasa sesuai selera, (3)
Mengandung Nilai Gizi, (4) Lebih lezat, (5) Tidak ada zat berbahaya, (6) Warna
menarik, (7) ukuran cukup ideal dan (8) Manfaat bagi kesehatan.
3. Berdasarkan hasil perhitungan nilai Fishbein, diperoleh skor sebesar 23,706. Skor ini mengandung makna, bahwa konsumen memiliki sikap yang positif terhadap susu kental manis coklat Indomilk. Artinya citra produk ini cukup baik. Jika dilihat lebih dalam, maka skor 23,706 tersebut
mengandung makna bahwa sikap konsumen dalam membeli susu kental manis coklat
Indomilk adalah positip dan setuju akan atribut yang ada dalam produk susu kental
manis coklat Indomilk.

Jumat, 09 Januari 2015

Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Online

     Perilaku konsumen adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai dengan merasakan adanya kebutuhan dan keinginan, kemudian berusaha mendapatkan produk yang diinginkan, mengonsumsi produk tersebut, dan berakhir dengan tindakan-tindakan pasca pembelian, yaitu perasaan puas atau tidak puas. Dengan usaha untuk mendapatkan produk , kita harus mencari informasi tentang produk dan harga. Peran media sangat penting untuk menyampaikan sebuah informasi , seperti media surat kabar, televisi, radio dan majalah.

     Dengan perkembangan zaman , penyampaian informasi sangat beragam. Online adalah komputer yang terhubung dengan jaringan internet, internet adalah jaringan yang terhubung komputer dengan komputer lainnya. Dengan ini, perusahaan memanfaatkan internet dengan membuat website untuk menyampaikan informasi tentang produk yang dimilikinya. Kemudahan internet membuat konsumen beralih untuk mendapatkan produk memalui sistem belanja online atau online shopping .


     Sistem pembelian online mempunyai sisi kelemahan, yang paling utama terdapat pada kepercayaan akan produk yang ditawarkan. Ketika seorang berbelanja online, hal utama yang menjadi pertimbangan seorang konsumen adalah apakah mereka percaya kepada website yang menyediakan online shopping dan penjual online pada website tertentu. Kepercayaan konsumen terhadap website online shopping terletak pada popularitas website, maka pembeli lebih yakin dan percaya terhadap realibilitas website.

Senin, 05 Januari 2015

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seorang (Konsumen) Dalam Melakukan Pembelian

Faktor Sosial
a. Group
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
b. Family Influence
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204).
c. Roles and Status
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135).

Faktor Personal
a. Economic Situation
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
b. Lifestyle
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
c. Personality and Self Concept
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).
d. Age and Life Cycle Stage
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
e. Occupation
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).

Faktor Psychological
a. Motivation
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214).
b. Perception
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215).
c. Learning
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207).
d. Beliefs and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145).

Faktor Cultural
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202).
a. Subculture
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202).
b. Social Class
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132).

Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Bentuk proses pengambilan keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif) namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned purchase dapat dialihkan dengan taktik marketing misalnya pengurangan harga, kupon, atau aktivitas promosi lainnya.
2. Partially Planned Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh discount harga, atau display produk
3. Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingatkan sesorang akan kebutuhan dan memicu pembelian (Engel, F. James, et.al , 2001, pp.127-128)